Universitas Gunadarma

Universitas yang berbasis ilmu komputer dan teknologi informasi.

BAAK Gunadarma

Biro administrasi akademik dan kemahasiswaan di Universitas Gunadarma.

Wata Warga Universitas Gunadarma

Warta Warga adalah “UG Student Journalism” merupakan media publikasi berupa tulisan-tulisan dari mahasiswa UG yang dapat diunggah (upload) dari account UG Studentsite.

UGpedia

UGPEDIA merupakan suatu wadah sumbangsih bagi civitas akademika khususnya dan bagi masyarakat umumnya, disini anda dapat mencari dan memberi arah informasi yang berkaitan dengan Universitas Gunadarma, mulai dari pendaftaran, perkuliahan, alumni, prosedur-prosedur, fasilitas serta hal-hal yang berhubungan dengan istilah yang sering ditemui di lingkup pendidikan universitas.

Library Gunadarma

Perpustakaan Online Gundarma.

Pages

Tuesday, January 7, 2014

Prasangka Diskriminasi dan Etnosentisme ( Tulisan )

             Prasangka adalah segala sesuatu yang berupa keputusan yang belum diketahui faktanya relavan menjadi obyek. Prasangka hal yan tidak etis, banyak manusia berprasangka dengan sendiri-sendri tanpa tau apa itu benar atau tidak. Mereka hanya mengira-ngira apa yang akan terjadi selanjutnya.

John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori, yaitu :

 -  Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
 -  Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
 -  Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.

            Diskriminasi merujuk kepada perlakuan yang tak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain.

                Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yg berpangkal pd masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dng sikap dan pandangan yg meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Sikap ini perlunya harus di jauhi, kenapa ? karena membuat kita memandang orang dengan sebelah mata, dan tak mementingkam omongan orang lain entah benar ataupun salah.

            Saya ingat ketika pengalaman saya waktu itu. Waktu itu saya sedang liburan sekolah dan saya bersama keluarga pergi ke kampung halaman. Waktu itu saya berangkat dengan naik kapal laut. Karena kapal laut ini memiliki 3 tujuan, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh. Pastilah di dalamanya terdapat 3 suku dan ras seseorang.

            Waktu itu suasana nya sangat asri, nyaman, tentram, pokoknya sangat nyaman dah hahaha. Saling bergotong royong dan juga asik untuk mengajak mereka dalam bercakap-cakap walaupun gaya bahasanya agak berbeda beda.

            Tetapi dalam keadaan tersebut, entah kenapa di dalam benak saya ada yang ganjil. Awalnya saya tidak mengerti, dan setelah beberapa hari saja ( karena di kapal memerlukan 3 hari ) saya akhirnya sedikit mengerti. Walaupun mereka sangat baik atau ramah, tetapi ada yang ganjil. Yaitu mereka terkadang memilih milih orang untuk membantu, entah mungkin karena baru kenal jadi mereka ingin berhati-hati atau mereka memilih milih adat dan suku yang sama ?, saya pun tak tahu menahu. Dan saya mengakui hal yang saya lakukan itu adalah prasangka, entah itu prasangka yang bersifat positif ataupun bersifat negatif.

            Tiap mereka melakukan sesuatu, selalu saja memilih milih. Bukankah kita manusia ini diciptakan sebagai seorang makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain ? lalu kenapa harus memilih-milih ? dan juga bukankah kita itu hidup dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu Jua”, lalu kenapa harus begitu pula ?,

            Dan itulah yang ada di Indonesia ini, tetapi menurut saya sih masih tidak keterlaluan. Setidak-tidaknya kan mereka saling membantu sama lain dan terlebih lagi kita kan mempunyai beribu-ribu ras suku bangsa dan alhamdulillah lah, kita masih saling berinteraksi dengan yang lain. Bukankah lebih baik toh dari negara lain hehehe..

            Oh iya, di dalam kapal juga di bagikan kasur untuk tidur, yaa kan namanya juga kapal penumpang. Tetapi anehnya kenapa awak kapal itu memberi tarif tiap megambil kasur yah ?, bukankah kalau kita sudah membayar tiket untuk berpergian, maka tidak akan di pungut biaya apapun lagi, ujar ayah saya karena saya bekerja di pelabuhan. Dan waktu itu ayah tak sengaja membawa kartu pengenal di pelabuhan tempat ayah saya bekerja, lalu ayah  datang ke awak. Awaknya memberikan kasur ke ayah saya, tetapi anehnya tidak membayar ! hahaha mungkin awak itu takut kalau nanti di bilangin ke pengurusnya. Dan seketika itu pula pembagian kasur untuk tidur pun di gratiskan.

            Kalau melihat cerita awak di atas lucu juga sih, tetapi apa yang dilakukan oleh awak kapal itu tidak di perbolehkan. Yaa kan kita sudah membayar karcis, masa ia kita harus bayar kasur lagi. Kata orang TEKOR dong Bandar hahaha.

            Nah kalo contoh dari sikap etnotrisme itu seperti contoh, ketika salah satu ras di Indonesia mengatakan bahwa budayanya lebih baik dari siapapun dan tak mau mendengarkan apa pendapat dari budaya lain, dan selalu saja mengatakan bahwa budayanya itu paling sempurna dan paling benar.

            Sikap seperti itu harus kita lenyapkan jauh jauh dari negara kita, karena negara kita ini mempunyai beribu budaya, jikalau setiap budaya bersikap seperti itu, mungkin bisa saja hancur negara ini. Jadi sikap itu tak patut di simpan di negara ini. Bukankah telah tercantum dalam sila ke 2 dari Pancasila, yaitu “Kemanusiaan Yang Beradab”. Nah dari tiga kata itu saja kita sudah mengetahui apa yang harus di lakukan bangsa ini. Bangsa ini adalah bangsa yang berdiri dengan semangat perjuangan bersama, dan jangan sampai hal-hal kecil bisa meruntuhkan negara ini.

            Jadi kesimpulan dari postingan saya kali ini adalah, hidup ini indah jika kita saling mengargai, saling menghormati, dan juga saling memaafkan. Karena dengan hal-hal tersebut maka negara ini akan menjadi kuat dan kokoh seperti semboyan “BERSATU KITA TEGUH, BERCARAI KITA RUNTUH”.

Sunday, January 5, 2014

Agama dan Masyarakat (Tulisan)

             Sebelum itu kita harus tahu terlebih dahulu apa itu agama dan apa itu masyarakat. Apa pengertian agama itu? berikut ini artikel penjelasan tentang pengertian agama, definisi dan artinya. Istilah agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu "A" yang berati tidak, dan "GAMA" berarti kacau. Sehingga jika digabungkan "agama" berarti tidak kacau. Atau dengan kata lain suatu keteraturan peraturan untuk mencapai kehidupan ke arah dan tujuan tertentu. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi agama adalah suatu tindakan pada sistem sosial yang terdapat pada diri seseorang tentang kepercayaan terhadap kekuatan tertentu serta mempunyai fungsi untuk perlindungan dirinya dan orang lain.

            Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

            Agama dan Masyarakat, seperti ikatan kuat yang tidak dapat di pisahkan. Yaa namanya juga masyarakat. Masyarakat pasti mempunyai agama nya masing masing toh. Agama itu sangat lah berguna untuk kehidupan bermasyarakat apalagi dalam hubungan sosial. Dimana agama itu akan mengatur segala hal di dalamnya, seperti :

-          Mengatur tata cara kesopanan manusia dalam menghadapi orang yang lebih muda ataupun lebih tua.

-          Mengahapi setiap masalah yang berhubungan dengan masyarakat

-          Tata cara dalam menyampaikan pendapat yang baik dan benar

-          Dan mengatur semua kehidupan manusia yang ada di dalamnya

 

            Jadi agama itu sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, jikalau tidak agama pasti dunia ini kan menjadi pecah dan tak ada kedamaian lagi di dunia ini. Yang hanya adalah kebencian dan rasa dendam, dan hal hal lain yang bersifat negatif. Jadi agama itu sangat penting untuk menjaga kedamaian di dunia ini.

 

            Jika manusia memiliki pemahaman yang dalam tentang agama, pasti dunia ini sangatlah damai. Seperti waktu saya ingat, ketika tetangga di rumah saya yang lama dulu. Di Tg.Priok, di sana bermacam-macam agama saling bersosialisasi, mereka tidak pernah melakukan hal hal sara (menghujat agama lain), mereka selalu hidup rukun semestinya seperti tetangga tetangga yang tentram tiap masalah selalu di hadapi dengan senyuman. Jika pun ada tetangga yang bertenggkar pastilah ada saja yang membantu untuk mencairkan suasana dan mendamaikan tali silaturahmi yang putus itu.

 

            Dan yang paling saya ingat itu ketika mereka saling menghargai tiap-tiap acara keagamaan yang di jalani agama masing. Dan mereka juga saling menghargai hari rayanya masing-masing, dulu itu saya masih kecil. Dan tidak terlalu mengerti apa sikap positif dari kelalukan mereka, dan saya kira dulu manusia ini agamanya sama seperti saya hahahaha...

 

            Tetapi setelah saya mengerti, sungguh indah jikalau kita saling menghargai tiap-tiap agama lain. Yaa kalau di agamaku, kita di diberitahukan untuk tidak mengganggu agama-agama lain. “Hidupku hidupku agamaku agamaku”. Tetapi saya yakin agama lain juga pasti mengajarkan seperti itu, yaa bukankah agama itu bertujuan untuk mencari kedamaian ??.

 

            Lain halnya jika kita hidup tak punya agama, saling mencela saling mencaci maki. Saling menfitnah. Sungguh dunia ini tidak akan tentram. Mungkin tidak akan adanya larangan untuk membunuh atau larangan untuk saling menyakiti. Perang akan ada dimana-mana, dan alhasil dunia ini akan hancur lebur dan tidak akan adanya peri kemanusiaan.

 

            Ada beberapa manfaat dari agama yaitu :

1. Dapat menjadikan manusia sebagai manusia yang tawakal, saling menghargai, saling tolong
    menolong. Terlebih jika manusia itu tertimpa musibah atau kesulitan.

2. Dapat menjadikan manusia sebagai manusia yang berjiwa besar dan tidak dapat ditundukan
    oleh siapapun.

3. Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukankesalahan.

4. Dapat membuat manusia berkembang untuk selalu menjadi orang-orang yang baik, rendah
    hati, dan selalu menjaga sopan santunnya.
5. Menjauhkan manusia dari rasa dengki, sombong, riya dan lain lain yang bisa menjadi penyakit
    hati.

 

            Jadi Kesimpulannya adalah, agama ini sangat penting bagi manusia dan semuanya. Mungkin harta dapat di cari tetapi akhlak itu tak dapat dibeli oleh siapapun. Dan akhlak yang baik itu akan timbul jika kita dapat belajar dan memahami setiap apa yang terkandung di dalam agama yang kita anut, karena agama adalah pedoman yang di turunkan TUHAN untuk kita para manusia agar tidak melewati jalan yang penuh dengan kesesatan.

 

            Agama merupakan fitrah manusia yang senantiasa membutuhkan agama untuk menentramkan jiwa manusia serta agama bermanfaat untuk membersihkan hati dan jiwa manusiasehingga menjasi manusia yang berbudi karena agama mengajarkan kebaikan kepada umatnya.

 

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan (Tulisan)

            Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tak bisa di tentukan oleh kata-kata, mungkin hanya ada di benak dan akan terlihat jika kita keluarkan hasilnya. Dan teknologi adalah merupakan hasil dari ilmu pengetahuan. Lalu kemiskinan, kemiskinan merupakan suatu hal yang dimana kita tidak cukup untuk membeli kebutuhan primer.

            Lalu apa hubungannya Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan. Jikalau dilihat dari pengertian diatas pastilah ilmu pengetahuan selalu menghasilkan teknologi yang bertujuan untuk mempermudah manusia dalam melakukan segala hal. Lalu apa hubungannya dengan kemiskinan ?, teknologi merupakan hal yang dapat diperjual belikan di negara-negara lain, bahkan keuntungannya bisa melebihi hal standart, nah dari keuntungan tersebut bisa saja kita mengurangi angka kemiskinan di jagat raya ini. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan untuk memberantas kemiskinan.

            Suatu hari di hari yang cerah dan penuh dengan kecerianan ini, di saat semua keluarga sedang berkumpul saya berfikir, kenapa kita tidak mengadakan liburan bersama keluarga. Saya lalu berbincang dengan ayah saya :

            “yah, sekrang kan liburan. Kenapa ga jalan aja !”
            “boleh tuh, tapi kemana ?”
            “ke ragunan aja !” (adik pertama saya berceletuk)
            “enggak ah bosen !” (adik kedua saya berceletuk lagi)

            Lalu saya berfikir, liburan mana yang asik dan juga bermanfaat. Saya binggung harus kemana, lalu terlintas saja di pikiran saya untuk pergi ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah), yaitu ke Museum PP-IPTEK. Bukankah itu tepat yang asik untuk liburan, sekalian membuka wawasan adik-adik saya.

            “ke TMII aja yah !”
            “TMII kan luas, kemananya ?”
            “ke Museum PP-IPTEK, yang tempat peragaan teknologi pas  fuad kecil dulu”
            “oh yaudah bagus juga,”

            Karena adik adik saya berdiam diri saja, yaudah langsung saja siap-siap dan langsung pergi ke tempat itu. Awalnya mereka tidak mau dan katanya membosankan, tetapi dari pada tempat yang lain yang sudah membosankan, lebih baik mereka ikut saja.

            Yaaa lumayan lah, sekalian membuka wawasan untuk adik ku yang paling bungsu, tempat rekreasi itu juga tidak terlalu jauh dari rumah dan suasana di sana juga asik. Sudah itu biaya rekreasi juga kan tidak terlalu mahal hahahah !!...

            Oh iya saya ingin cerita sedikit saja sejarah museum ini, Awal mulanya pada tahun 1984 Menristek Prof.Dr.B.J.Habbie mengusulkan mengenai suatu pembangunan pusat science atau science center yang kemudian dengan jangka waktu ±7 tahun Museum Iptek yang berada di TMII ini diresmikan pada tanggal 20 April 1991. PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII. PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain bangunannya futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300 m2.

            Sesampai di sana awalnya sih adik saya masih mengambek karna hal yang tadi, tetapi lama lama juga dia asik sendiri. Ketika kita memasuki halaman Museum ini dari kejauhan kita akan di sambut oleh sebuah sculpture yang senada dengan kubah pada bangunan ini. Sculpture ini merupakan simbol dari Museum Iptek yang tampak seperti garis-garis berpilin. Lalu ketika saya masuk ke dalam gedung saya melihat sepeda yang bisa berjalan di tali, jadi ingat pas ketika saya umur lima tahun, saya ingin iseng-iseng naik itu. Awalnya hanya ingin berfoto, lalu ada salah satu teman saya yang mendorong sepedanya nya sampai ketengah-tengah. Hal itu membuat saya panik, walaupun di bawahnya ada jarin-jaring sih, tetapi kan tetap saja horror. Namanya juga anak umur 5 tahun hahaha.. tapi pada saat itu saya lalu mengayunkan saja sepeda seperti naik biasanya, lalu teman saya pun yang tadi mendorong saya sedikit takjub hahahah. Ya karna awalnya itu tidak ada yang berani, jadinya mereka takjub gitu liat saya hahah..

            Oh iya, di museum PP-iptek juga ada hal hal yang menarik, dari kita melihat kasur dari paku, ( tenang aja ga sakit kok tidur di atas paku ), karena paku-pakunya sangat sejajar dan juga jauh antara paku dan paku lainnya sangat pas lahh... jadi kalo di simpulkan kita tidak akan terkena ujung paku yang tajam karena ujungnya di sejajarkan dengan paku-paku lainnya.

            Jadi, teknologi itu bukan suatu hal yang membosankan, tetapi juga suaut hal yang dapat kita kembangkan menjadi hiburan yang amat asik. Jika saya berpendapat, teknologi merupakan hal yang paling pokok untuk saat ini, dimana di masa yang akan datang teknologi mungkin dapat menguasai segala bidang, apapun yang kita kerjakan pasti membutuhkan teknologi.

            Tetapi tetap teknologi mempunyai dampak buruk yang menjadikan manusia menjadi manusia yang malas, atau mager (malas gerak). Ya kenapa ga kaya begitu ? kan teknologi juga diciptakan untuk mempermudah setiap pekerjaan manusia, yaa bisa saja di tahun-tahun yang akan datang berjalan saja manusia sudah malas, karena ada teknologi yang dapat berjalan dengan sendirinya. Jadi kita harus meminimalisir dampak dampak dari teknologi itu sendiri, jangan sampai teknologi itu mengendalikan kita, jadi harusnya kitalah manusia yang harus mengendalikan teknologi

Masyarakat Perdesaan dan Masyarakat Perkotaan (Tulisan)

            Jika kita membicarakan masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan, pastilah dibenak ini akan tersirat berbagai macam perbedaan. Entah dari sikap, penampilan, tata cara kehidupan, kegiatan mereka sehari hari, dan juga norma norma mereka. Disini saya ingin menceritakan halnya tulisan, yaitu tentang masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan.

Kata Beberapa ciri sifat yang menonjola pada masyarakat perkotaan :

1. Biasanya orang kota itu kehidupan atau pembelajarannya kurang, dikarenakan mereka itu  
    sangat sibuk dengan kehidupan duniawi mereka sendiri – sendiri.
2. Rata-rata orang kota biasa mengurus diri nya sendiri dari pada mengurus urusan orang lain.
3. Pembagian kerja warga kota lebih tegas dan emiliki batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih besar.
5. Jalan pikiran lebih rasional ( ditinjau berdasarkan faktor kepentingan ).
6. Pembagian waktu di kota sangat teliti dan penting.
7. Sifat perubahan sosial di kota lebih cepat, karena di kota lebih terbuka dan pengaruh-
    pengaruhnya lebih besar.

Beberapa ciri menonjol dari masyarakat perdesaan yaitu :

1. Masyarakat perdesaan lebih ramah dan tamah
2. Sifat untuk menghargai orang lain lebih terlihat
3. Kehidupan yang lebih kekeluargaan
4. Rata mata pencariannya adalah sama.
5. Penghasilannya tidak terlalu besar.

Perbedaan Masyarakat Perdesaan dengan Masyarakat Perkotaan

1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional

            Masyarakat kota biasa halnya memiliki hal hal yang berbau negatif jika banyak orang bilang, yaitu sifat mereka yang tidak mau tau menau terhadap urusan orang lain, selalu bersikap homogen, dan kurangnya etika mereka dalam kehidupan sehari-hari, apalagi pendidikan keagamaan mereka. Di samping karena kehidupan mereka yang keras dan harus bisa memanfaatkan waktu yang sebaik mungkin. Lain halnya dengan masyarakat perdesaan, mereka orang yang yang ramah tamah, saling tolong menolong, walaupun kehidupan mereka sulit untuk mengais hidup tetapi suasaan di pedesaan itu sangat asri oleh orang-orang yang di sekitarnya.

            Namun menurut saya belum tentu begitu, ya kalau di bilang memang ia sih rata-rata orang perkotaan seperti itu dan orang perdesaan begitu pula. Namun itu belum tentu menjadi patokan, karena semua itu tergantung dari bagaimana pola pikir mereka berkembang, bagaimana didikan orang tua mereka terhadap mereka, dan seberapa jauh juga keimanan mereka dalam menjalani hidup ini.

            Saya memiliki saudara di desa yang kerjaannya selalu saja mengupdate tentang kehidupan artist di jejaring sosial, saya binggung dengan dia. Semakin saya berikan penjelasan semakin menjadi-jadi. Menurut saya hal hal yang di sebut fans itu tidak baik, disamping hanya membuang-buang waktu dan juga hal hal macam seperti itu tidak ada untungnya bagi kita. Boleh saja sih kita menjadi fans, tapi jika terlalu berlebihan itu juga tidak baik, bukan ?..

            Saya juga memiliki saudara yang berada di daerah perkotaan, tetapi setiap saya kesana rasanya saudara saya itu orang yang kalem dan sangat betah berada dirumah,, yaa karena dia perempuan siihh... tapi kalo dipikir-pikir jaman sekarang itu jarang sekari perempuan yang betah dirumah, masih menyempatkan diri mengaji di musollah, rajin belajar, dan tutur katanya pun lembut tak seperti kebanyakan orang kota lainnya, walaupun terkadang saya pikir ia sedikit cerewet sihhh hahaha ...

            Nah dari dua contoh itu bisa dikatakan bahwa masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan tidak dapat disimpulkan secara mutlak memiiki kepribadian yang seperti itu. Mungkin saja itu karena pengaruh teman mereka, atau faktor dari dalam seperti keluarga, atau juga kurangnya pendidikan religi mereka tentang kehidupan beragama. Makan dari itu saya simpulakan Masyarakat Perkotaan dan Perdesaan bukanlah yang selalu di gambarkan oleh benak kita selama ini, tetapi mereka adah suatu hal yang sama. Cuma berbeda tempat kelahiran mereka.

Prasangka Diskriminasi dan Etnosentisme

1. Penjelasan Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrime

            Prasangka merupakan suatu hal yang memikirkan susuatu yang bersifat negatif. Namun prasangka juga biasa juga dapat diartikan dalam pengertian positif, namun banyak yang menyimpulkan bahwa prasangka itu bersifat negatif. Tidak sedikit orang yang berprasangka, namun banyak juga orang yang sukar untuk berprasangka. Ini menunjukkan bahwa semua orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

            Ada beberapa faktor faktor yang menyebabkankan orang berprasangka kepada orang lain. Entah berprasangka positif ataupun berprasangka negatif. Yaitu seperti jika orang iitu mempunyai beberapa fakta tentang orang lain, tetapi fakta-fakta tersebut tidak menjelaskan sesuatu yang tak masuk akal, nah sebab dapat menumbuhkan rasa prasangka orang terhadap orang lain.

            Prasangka itu mempunyai kekurangan dan kelebihan, jika orang itu berprasangka negatif maka ia akan mengalami pemikiran yang jenuh terhadap sesuatu yang ada di dekatnya, selalu saja berkira-kira bahwa sesuatu akan terjadi kepadanya. Jikalau orang itu berprasangka negatif, pasti ia akan mengalami pemikiran yang bersih dan pemikiran lebih jernih. Dan kelebihan kita dari berprasangka dapat mengira hal-hal yang akan terjadi oleh kita dan kita sudah mempersiapkan semuanya sebelum itu terjadi.

            Dari sekian banyak orang, ada juga orang yang memilih untuk tidak berprasangka. Dan tidak ingin merepotkan pemikirannya. Mereka lebih baik mengurus urusan pribadi nya dari pada harus memikirkan sesuatu yang belum tentu pasti.

            Sikap berprasangka itu tidak adil, dimana sikap itu diambil dari suatu hal yang belum pasti dan di jadikan patokan untuk langkah-langkah selanjutnya. Jika prasangka terus menjalar-jalar ke dunia ini pasti lah dunia kita yang indah ini takkan aman. Contoh saja : Amerika dan Uni Soviet yang selalu saling menyindir-sindir, entah itu dari film atau hal lainnya. Jika sikap berprasangka itu terus berkembang, mungkin saja dunia ini akan bergejolak secara terus menerus.

            Diskriminasi itu hampir sama dengan prasangka, hanya bedanya prasangka itu terlihat secara sikap dan diskriminasi terlihat secara perbuatan. Namun antara prasangka dan diskriminasi saling berpangku. Jikalau tidak ada prasangka, pasti diskriminasi tidak akan ada. Begitu juga sebaliknya.

            Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukut untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.

            Indonesia adalah negara yang akan ras, suku, bahasa, kebudayaan, dan lain-lainnya. Dimana setiap kebudayaan memiliki caranya sendiri-sendiri dan tak bisa diganggu gugat. Seperti acara-acara adat yang setiap kali mereka lakukan secara turun menurun, serta norma norma dan keaktivitasan mereka sehari-hari. Dan akan hal ini mereka akan bahwa kebudayaan mereka adalah suatu alasan yang logis, real, dan tak dapat diganggu gugat. Mereka merasa bahwa apa yang mereka anut selama ini adalah benar, nah itulah yang biasa disebut dengan hal yang dimaksud dengan ETNOSENTRISME.

            Etnosentrisme bukan hanya terjadi di dalam indonesia saja, etnosentrime bahkan sudah sangat universal, mereka menganggap setiap hal yang mereka lakukan sehari-hari itu adalah kebenaran. Dan selalu menjadikan kebudayaannya sebagai tolak ukur kebudayaan orang lain. Akibat etnosentrime membuat tingkah laku dalam berkomunasi tampak canggung, yang dapat dibilang adalah sebagai penyebab utama dalam berkomunikasi.

            Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme yang pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai inferior, lebih rendah, dan lain sebagainya.

 

2. Upaya Untuk Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi

a. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
            Perbaikan kondisi sosial ekonomi dapat memungkinkan menghilangkan prasangka dan diskriminasi. Dengan adanya pemerataan pembangunan dan usaha meningkatkan pendapatan bagi orang-orang yang digaris bawah kemiskinan. Dapat membuat kesenjangan si kaya dan si miskin lebih berkurang.

b. Perluasan Kesempatan Belajar
            Pemerintah ada baiknya memperhatikan yang ini, karena pendidikan itu sangatlah diperlukan di era modern seperti halnya sekarang ini. Kenapa sangat penting ? karena pendidikan itu dapat membuat pola pikir manusia semakin lebih cepat berkembang.
            maka dari itu haruslah pemerintahan  memperluas kesempatan belajar di indonesia ini, jikalau biaya pendidikan sangat mahal. Dan hanya si kaya saja yang dapat mendapatkan pendidikan, maka bukan tidak pasti kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin menjauh, dan hal itu dapat menumbuhkan prasangka dan diskriminasi. Salah satunya usaha pemerintah adalah membuka jalur beasiswa yang beraneka ragam, agar orang yang di garis bawah kemiskinan dan yang memiliki niat untuk menjadi lebih baik bisa menikmati pendidikan.

c. Sikap Terbuka dan Sikap Lapang
            Sikap terbuka merupakan sikap yang baik, banyak sekali keuntungan dari sikap ini. Salah satunya adalah menghilangkan sikap prasangka orang lain terhadap kita. Indonesia merupakan negara yang memiliki kebhinekaan, dimana kebhinekaan masyarakat itu menyembabkan timbulnya pundi-pundi prasangka dan diskriminasi. Maka dari itu, sikap terbuka dan lapang itu sangat diperlukan untuk menjaga keharmonian negara.

Agama dan Masyarakat

            Agama dan Masyarakat, merupakan suatu keterikatan. Dimana agama merupakan suatu hal yang pasti dalam masyarakat. Karena kehidupan bermasyarakat itu dapat berpegang kukuh pada agama yang mereka peluk masing-masing. Keterkaitannya dibuktikan juga oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang TUHAN dan kesadaran akan maut menimbulkan religi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya yang tasauf.

            Agama diyakinkan merupakan sebagai sumber motivasi kehidupan tindakan individu dalam menjalani hubungan sosial dimana konsep itu kembali kepada hubungan agam dalam masyarakat. Agama dapat menjadikan hubungan setiap manusia dalam jalan yang benar, dan tidak seharusnya perilaku masyarakat bersifat antagonis

            Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjuk hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan. Karena karakter sosial berbeda dari masyarakat agam, maka masyarakat akan memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaan berbeda-beda, kadang kala kepentingan dapat tercermin atau tidak sama sekali. Karena itu kebehiekaan kelompok dalam masyarakat akan mencerminkan jenis kebutuhan keagamaan. Timbul hubungan dua arah, tidak hanya kondisi sosial saja yang menyebabkan lahir dan menyebarnya ide serta nilai-nilai, tetapi bila ide dan nilai itu telah terlembaga, maka akan mempengaruhi tindakan manusi. Karena itu perlu mempelajari pengaruh struktur sosial terhadap agama, dan juga perlu mempelajari pengaruh agam terhadap struktur sosial.

            Salah satu kasus akibat tidak terlembaganya agama adalah “anomi”, yaitu keadaan disorginisasi sosial di mana bentuk sosial dan kultur yang telah mapan menjadi ambruk.

 

Fungsi Agama

            Untuk mendiskusikan fungsi agam dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan kempleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan, sejauh mana fungsi lembaga agama dalam memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan sebagai suatu sistem, dan sejauh manakah agama dalam mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Pertanyaan ini timbul sebab, sejak dulu sampai saat ini, agama itu masih ada dan mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi.

            Sebagai kerangka acuan penelitian emppiris, teori fungsional memandang sebagai suatu lembaga sosial yang seimbang. Dalam pengertian lembaga sosial, maka agama merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang telah terlembaga. Teori fungsional dalam melihat kebudayaan pengertiannya adalah, bahwa kebudayaan itu terwujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sistem sosial yang terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan lain, setiap saat mengitkuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, bersifat kongkret dan terjadi di sekelilingnya. Jika saya simpulkan, maka kebudayaan terwujud berdasarkan apapun kelakuan manusia yang ada di sekelilingnya.

            Sebagai seorang fungsional kita harus memandang agama sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengatasi diri dari ketidakpastian, ketidakberdayaan, dan kelangkaan. Dan agama dipandang sebagai mekanisme penyesuaian yang paling dasar terhadap unsur-unsur tersebut. Atau jika diringkas, agama adalah tuntunan hidup !.

            Masalah fungsional agama dapat dianalisi lebih mudah pada komitmen agama. Dimensi komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984), diklarifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi :

-          Dimensi keyakinan, demensi yang membuat orang agar mengikuti kebenaran-kebenaran terhadap agama yang diyakininya.

-          Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen secara nyata.

-          Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yaang benar benar religius pada suatu waktuakan memncapai pengetahuan yang subyektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan perantara yang supernatural.

-          Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.

-          Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.

            Dari setiap penjelasan diatas, saya akan menyimpulkan beberapa fungsi dari agama dalam masyarakat :

-          Agama adalah sebagai tuntunan hidup, sebagai pondasi iman kita dalam menjalani kehidupan agar tidak terjerumus ke dalam jalan yang salah

-          Agama mengajarkan kita untuk berbuat baik terhadap orang lain, walaupun terkadang itu melebihi dari diri sendiri.

-          Agama berfungsi sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan dalam menjalani hubungan sosial terhadap kehidupan bermasyarakat, walaupun di dalam lembaga masyarakat itu memiliki keberagaman agama yang berbeda.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan

            Ilmu pengetahuan merupakan dua kata yang lazim digunakan dalam pengertian sehari hari. Dalam membicarakan “pengetahuan” saja akan menghadapi berbagai masalah. Seperti kemampuan indera dalam memahami fakta pengalaman dan dunia relitas,hakikat pengetahuan, kebenaran. Kebaikan, membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan, dan sebagainya. Kesemuana telah lama dipersoalkan oleh para filasafat seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, dimana teori pengetahuan merupakan cabang atau sistem filasafat. Oleh J.P. Farrier dalam isntitutes of metaphisics (1854), pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut “epistemologi” (epitstem = pengetahuan, logos = pembicaraan/ilmu).

            Sekarang ini ilmu pengetahuan haruslah ditingkatkan demi menyonsong masa depan dalam memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana memanfaatkan daya untuk membasmi kemiskinan. Pada dasarnya di dalam ilmu pengetahuan adahal yang disebut dengan teknologi. Karena teknologi adalah penerapan yang akan menyonsong masa depan cerah seperti halnya yang saya sebutkan tentang ilmu pengetahuan tadi. Teknologi sangat akan bermanfaat bagi kita nanti, dimana teknologi akan dapat mempermudah pekerjaan manusia dan kehidupannya, namun disamping itu. Teknologi juga mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.

            Atas perkembangan teknologi manusia akan menghadapi tiga krisis sekaligus, yaitu. Pertama, sifat kemanusiaan berontak terhadapap pola-pola politik, organisasi, dan teknologi yang berprikemanusiaan, yang terasa menyesakkan napas dan melemahkan badan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat dipulihakan, seperti bahan bakar fosil, yang semakin lama semakin menipis, dan alhasil akan menyebabkan manusia akan mengalami kekurangan sumber daya tersebut.

            Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemeredekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

            Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian yang tidak dapat ddibebaskan ataupun dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangan). Dengan demikian wajarlah apabila menghadapi masalah kompleks yang kompleks ini memerlukan studi yang mendalam dan analisis interdisipliner kalau tidak mau mencampurpadukan unsur-unsur sintesis dengan sintesisnya.

 

A. Ilmu Pengetahuan

            Banyak arti dari kalangan ilmuwan tetang pengetian “ilmu pengetahuan”. Menurut Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetaahuan yang dapat diindrai dan dapat merangsang budi. Menurut Decartes ilmu pengetahuan merupakan serba budi. Menurut Bacon dan David Home, pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Immanuel Kant, pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dan Menurut Teori Phyroo mengatakan, bahwa tidak ada kepastian dalam ilmu pengetahuan.

            Dari berbagai pandangan tentang ilmu pengetahuan saya berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan adalah sebuah atau kumpulan hal yang diketahui seseorang dan bersumber dari pengalaman, kenyataan, idem akal pikiran, serta budi yang didapatkan dimana saja dan kapan saja.

            Untuk mendapatkan pengetahuan ilmia yang obyektif dibutuhkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah itu meliputi :
   - Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih dalam mencapai ilmu pengetahuan.
   - Selektif dalam memilih hipotesis yang ada
   - Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah
   - Mencapa kepastian maksimal terhadap teori, pendapat, maupun aksioma terdahalu.

 

B. Teknologi

            Teknologi itu merupakan suatu hasil ciptaan dari ilmu pengetahuan yang memiliki otonomi dalam mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jasques Ellul dalam tulisannya berjudul “The Technological Society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun arti atau maksudnya sama. Menurut Ellu, teknik adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandardisasi dan diperhitungkan sebelumnya.

            Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
   - Rasionalitas, tindakan spontak yang diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
     perhitungan rasional.
   - Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
   - Otomatisme, sesuatu yang bergerak secara otomatis dengan rumusan yang telah ditentukan.
   - Teknis berkembang dalam suatu buadaya
   - Monisme, semua teknik saling berketergantungan.
   - Universalisme, teknik dapat melampaui batas batas kebudayaan dan menguasai kebudayaan.
   - Otonomi, teknik selalu berkembang dengan prinsip sendir-sendiri.

 

C. Kemiskinan

            Kemiskinan merupakan kata yang lazim, yaitu dikatakan sebagai kurangnya pendapatan untuk emenuhi kebutuhan yang pokok. Dan digaris bawahi sebagai pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, itulah yang dikatakan kemiskinan.

            Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, biasanya dipengaruhi oleh tiga hal :
- Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang ingin dia kehendaki
            jika dicontohkan, kebutuhan seorang pegawai negeri yang mapan sangat berbeda dengan kebutuhan petani.
- Posisi manusia dan lingkungan sekitanya
            Jika sesorang tinggal dilingkungan yang memiliki pendapatan yang lebih pastilah mereka akan ingin seperti tetangga-tetangganya, dan tidak ingin terlalu kalah. Maka dari itu tempat tinggal manusia dan lingkungannya juga berpengaruh.
- Kebutuhan obyektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
            Setiap manusia selalu mempunyai keinginan yang berbeda, terkadang kebutuhan yang dianggap sekunder oleh orang lain bisa saja dianggap kebutuhan primer baginya.

Masyarakat Perdesaan dan Masyarakat Perkotaan

A. Pengertian Masyarakat

            Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup yang membentuk suatu sistem dimana didalam sistem tersebut sebagian besarnya terjadi interaksi antara individu – individu dalam kelompok tersebut.

            Mengngat definisi-definisi masyarakat tersebut maka dapat diambil kesimpullan, bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
            1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
            2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
            3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju                           kepada kepentingan dan tujuan bersama.

            Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1 ) Masyarakat paksaan, misalnya : negara, masyarakat tawaran dan lain-lain.

2 ) Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
            a. Masyarakat natural, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti
                gerombolan (horde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau        
                keturunan.

            b. Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau      
                kepercayaan, misalnya : koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sebagainya.

            Masyarakat di bagi berdasarkan 2 tipe yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan.

 

B. Masyarakat Perkotaan

            Masyarakat perkotaan biasa disebut dengan urban comunity, masyarakat perkotaan lebih ditekankan pada ciri-ciri dan sifat-sifat mereka dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ciri sifat yang menonjola pada masyarakat perkotaan :

1. Biasanya orang kota itu kehidupan atau pembelajarannya kurang, dikarenakan mereka itu   
    sangat sibuk dengan kehidupan duniawi mereka sendiri – sendiri.
2. Rata-rata orang kota biasa mengurus diri nya sendiri dari pada mengurus urusan orang lain.
3. Pembagian kerja warga kota lebih tegas dan emiliki batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih besar.
5. Jalan pikiran lebih rasional ( ditinjau berdasarkan faktor kepentingan ).
6. Pembagian waktu di kota sangat teliti dan penting.
7. Sifat perubahan sosial di kota lebih cepat, karena di kota lebih terbuka dan pengaruh-
    pengaruhnya lebih besar.

C. Masyarakat Perdesaan

            Beberapa ciri menonjol dari masyarakat perdesaan yaitu :
1. Masyarakat perdesaan lebih ramah dan tamah
2. Sifat untuk menghargai orang lain lebih terlihat
3. Kehidupan yang lebih kekeluargaan
4. Rata mata pencariannya adalah sama.
5. Penghasilannya tidak terlalu besar.

D. Perbedaan Masyarakat Perdesaan dengan Masyarakat Perkotaan

1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional

E. Hubungan Desa dan Kota

            Masyarakat desa dan kota bukanlah suatu komunitas yang terpisah sama sekali, karena di antara mereka memiliki hubungan yang erat, bahkan dapat dikatakan mereka saling berketergantungan satu sama lain. Di karenakan, contoh warga kota tidak akan dapat menanam padi di wilayah perkotaan dikarenakan lahan diperkotaan sangatlah sedikit, dan juga warga kota biasanya tak mengerti cara mengolahnya. Maka dari itu masyarakat kota membeli beras di toko-toko beras dan beras itu berasal dari desa. Dan juga masyarakat desa mereka tidak akan mungkin mendapat keuntungan yang banyak melainkan dari masyarakat kota, karena setiap hasil perkebunan mereka dan hasil pertanian mereka pasti akan dipasarkan di perkotaan dan dari situlah meraka mengais kehidupan mereka.

            Jikalau masyarakat kota dan masyarakat desa tidak memiliki hubungan, pasti akan terjadi kesulitan masyarakat dalam melanjutkan hidupnya sendiri. Dikarenakan manusia itu belum tentu dapat mengerjakan semuanya secara sendiri.

F. Aspek Positif dan Negatif

a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
    sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
    panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah
    untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah
    menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
    pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.e. Kota memberi kesempatan untuk
    menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial
    yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).