Prasangka adalah segala sesuatu yang berupa keputusan yang belum diketahui faktanya relavan menjadi obyek. Prasangka hal yan tidak etis, banyak manusia berprasangka dengan sendiri-sendri tanpa tau apa itu benar atau tidak. Mereka hanya mengira-ngira apa yang akan terjadi selanjutnya.
John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori, yaitu :
- Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang
dianggap benar.
- Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
- Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam
bertindak.
Diskriminasi merujuk kepada perlakuan yang tak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain.
Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yg berpangkal pd masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dng sikap dan pandangan yg meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Sikap ini perlunya harus di jauhi, kenapa ? karena membuat kita memandang orang dengan sebelah mata, dan tak mementingkam omongan orang lain entah benar ataupun salah.
Saya ingat ketika pengalaman saya waktu itu. Waktu itu saya sedang liburan sekolah dan saya bersama keluarga pergi ke kampung halaman. Waktu itu saya berangkat dengan naik kapal laut. Karena kapal laut ini memiliki 3 tujuan, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh. Pastilah di dalamanya terdapat 3 suku dan ras seseorang.
Waktu itu suasana nya sangat asri, nyaman, tentram, pokoknya sangat nyaman dah hahaha. Saling bergotong royong dan juga asik untuk mengajak mereka dalam bercakap-cakap walaupun gaya bahasanya agak berbeda beda.
Tetapi dalam keadaan tersebut, entah kenapa di dalam benak saya ada yang ganjil. Awalnya saya tidak mengerti, dan setelah beberapa hari saja ( karena di kapal memerlukan 3 hari ) saya akhirnya sedikit mengerti. Walaupun mereka sangat baik atau ramah, tetapi ada yang ganjil. Yaitu mereka terkadang memilih milih orang untuk membantu, entah mungkin karena baru kenal jadi mereka ingin berhati-hati atau mereka memilih milih adat dan suku yang sama ?, saya pun tak tahu menahu. Dan saya mengakui hal yang saya lakukan itu adalah prasangka, entah itu prasangka yang bersifat positif ataupun bersifat negatif.
Tiap mereka melakukan sesuatu, selalu saja memilih milih. Bukankah kita manusia ini diciptakan sebagai seorang makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain ? lalu kenapa harus memilih-milih ? dan juga bukankah kita itu hidup dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu Jua”, lalu kenapa harus begitu pula ?,
Dan itulah yang ada di Indonesia ini, tetapi menurut saya sih masih tidak keterlaluan. Setidak-tidaknya kan mereka saling membantu sama lain dan terlebih lagi kita kan mempunyai beribu-ribu ras suku bangsa dan alhamdulillah lah, kita masih saling berinteraksi dengan yang lain. Bukankah lebih baik toh dari negara lain hehehe..
Oh iya, di dalam kapal juga di bagikan kasur untuk tidur, yaa kan namanya juga kapal penumpang. Tetapi anehnya kenapa awak kapal itu memberi tarif tiap megambil kasur yah ?, bukankah kalau kita sudah membayar tiket untuk berpergian, maka tidak akan di pungut biaya apapun lagi, ujar ayah saya karena saya bekerja di pelabuhan. Dan waktu itu ayah tak sengaja membawa kartu pengenal di pelabuhan tempat ayah saya bekerja, lalu ayah datang ke awak. Awaknya memberikan kasur ke ayah saya, tetapi anehnya tidak membayar ! hahaha mungkin awak itu takut kalau nanti di bilangin ke pengurusnya. Dan seketika itu pula pembagian kasur untuk tidur pun di gratiskan.
Kalau melihat cerita awak di atas lucu juga sih, tetapi apa yang dilakukan oleh awak kapal itu tidak di perbolehkan. Yaa kan kita sudah membayar karcis, masa ia kita harus bayar kasur lagi. Kata orang TEKOR dong Bandar hahaha.
Nah kalo contoh dari sikap etnotrisme itu seperti contoh, ketika salah satu ras di Indonesia mengatakan bahwa budayanya lebih baik dari siapapun dan tak mau mendengarkan apa pendapat dari budaya lain, dan selalu saja mengatakan bahwa budayanya itu paling sempurna dan paling benar.
Sikap seperti itu harus kita lenyapkan jauh jauh dari negara kita, karena negara kita ini mempunyai beribu budaya, jikalau setiap budaya bersikap seperti itu, mungkin bisa saja hancur negara ini. Jadi sikap itu tak patut di simpan di negara ini. Bukankah telah tercantum dalam sila ke 2 dari Pancasila, yaitu “Kemanusiaan Yang Beradab”. Nah dari tiga kata itu saja kita sudah mengetahui apa yang harus di lakukan bangsa ini. Bangsa ini adalah bangsa yang berdiri dengan semangat perjuangan bersama, dan jangan sampai hal-hal kecil bisa meruntuhkan negara ini.
Jadi kesimpulan dari postingan saya kali ini adalah, hidup ini indah jika kita saling mengargai, saling menghormati, dan juga saling memaafkan. Karena dengan hal-hal tersebut maka negara ini akan menjadi kuat dan kokoh seperti semboyan “BERSATU KITA TEGUH, BERCARAI KITA RUNTUH”.