“Merdeka.com - Wajah jenderal berbintang
dua itu agak
memerah pertanda marah. Namun dia
berupaya sabar ketika berbincang-bincang dengan wartawan di Jayapura, Provinsi Papua, terkait anggota TNI yang terindikasi kuat sebagai pedagang amunisi.
"Saya sudah perintahkan
untuk mengusut sejauh mana keterlibatan
ketiga anggota TNI dalam penjualan amunisi itu," kata Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan seperti dikutip dari Antara,
Rabu (29/10).
Amunisi atau bahan
pengisi senjata api seperti
mesiu, peluru, atau bahan peledak
yang ditembakkan kepada musuh seperti bom,
granat, dan roket. Namun, amunisi
yang dijual anggota TNI itu baru terdeteksi
berupa peluru, dan pihak yang membeli peluru tersebut merupakan gerakan sipil bersenjata
(GSB) versi TNI, atau kelompok kriminal bersenjata (KKB)/kelompok sipil bersenjata (KSB) versi Polri.
Bukan rahasia lagi
kalau GSP/KKB/KSB itu merupakan bagian dari komunitas pendukung Operasi Papua Merdeka (OPM). Bahkan, ada pihak yang menyebut kelompok itu sebagai Tentara
Pembebasan Nasional (TPN).
Sejauh ini, Pangdam
Cenderawasih itu baru membenarkan tiga orang anggota TNI yang menjual amunisi kepada kelompok pendukung OPM itu, meski beredar isu
masih banyak anggota yang tidak bertanggung jawab itu. Dua dari
tiga TNI itu masih dinas
aktif, dan seorang telah memasuki
usia pensiun, meskipun ketiganya masih bermukim di asrama Kodim Wamena,
Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Kapolda ini pun tidak
menampik kemungkinan anggota polisi lainnya juga terlibat
dalam kasus penjualan amunisi ke kelompok sipil
bersenjata itu.
Untuk mengetahui, keterlibatan polisi lainnya, penyidik Polda Papua intensif melakukan pemeriksaan terhadap lima orang yang terindikasi kuat sebagai bagian dari kelompok kriminal
bersenjata di pegunungan tengah Papua.
Kelima anggota kelompok
bersenjata itu yakni Pinus Wonda
alias Rambo Wonda alias Kolor
alias Engaranggo Wonda
(27), Derius Wanimbo alias
Rambo Tolikara (30), AW (18), MW (20), NT (16) istri Rambo Wonda.
Briptu Tanggam Jikwa
(27) pun akhirnya digolongkan
sebagai bagian dari anggota kelompok
kriminal bersenjata itu.
Enam orang anggota kelompok sipil bersenjata termasuk seorang anggota polri itu ditangkap
di Wamena, Selasa (21/10) sekitar pukul 10.05 WIT, oleh tim
khusus Polda Papua, dibantu satuan TNI.
Ancaman Pascapenangkapan lima orang anggota KSB/GSB/KKB itu, mencuat ancaman
mengerikan dari rekan-rekannya yang juga pentolan OPM yang masih berkeliaran bebas, seperti Purom Wenda
dan Enden Wanimbo.
Dua orang pimpinan OPM itu mengancam akan menembaki semua orang yang dianggap
pro-Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dan ancaman
tersebut disampaikan melalui media massa tertentu.
Menanggapi ancaman tersebut,
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo mengatakan bahwa ancaman tersebut menggambarkan bahwa kelompok pengancam itu menunjukkan sikap jauh dari
pejuang kemerdekaan, sekaligus menggambarkan bukti sebagai kelompok
kriminal bersenjata.
"Mereka bukan pejuang
kemerdekaan tapi betul betul kelompok
kriminal bersenjata yang kerjanya hanya main teror untuk mendapatkan
uang dari pejabat pemerintah, rakyat kecil, pengusaha
dan lainnya," ujarnya.
Apalagi, kata Pudjo, kelompok itu telah
seringkali membunuh sembarang orang.
"Tentu kasus-kasus penembakan dan pembunuhan yang mereka lakukan harus di pertanggungjawabkan di muka hukum. Kami Polri dan TNI pasti akan
menangkap mereka mereka bukan seperti
yang diklaim sebagai pejuang rakyat, tapi peneror rakyat,
bukannya pembela rakyat tapi menekan
rakyat," tuturnya.
Oleh karena itu,
Pudjo memastikan bahwa TNI dan Polri
akan menjamin
keselamatan rakyat di Wamena, Tolikara, Lanny Jaya, Puncak, Puncak Jaya dan daerah lain di Papua, dari ancaman kelompok tersebut.
Jika polri dan
TNI telah bertekad memberi rasa aman bagi warga di Papua, maka jangan lagi
ada oknum polisi maupun tentara
yang berjualan amunisi. Penindakan hukum tentu berlaku bagi
semua pihak yang terindikasi bersalah.
Analisa Masalah :
Sebagai mana yang kita telah ketahui
selama OPM atau Organisasi Papua Merdeka merupakan Organisasi yang bisa dikatakan Kontra-NKRI. Dimana mereka meng-klaim sebagai pejuang, tetapi malah mengancam
warga-warga sipil disekitar mereka. Dari berita di atas ada 3 oknum TNI/POLRI yang membisniskan amunisi peluru ( yang baru
di ketahui saja) ke Organisasi tersebut.
Sebagai seorang TNI/PORLI, seharusnya mereka menjaga kedamaian yang ada diwilayah NKRI, maka dari itu
penjualan amunisi kepada pihak-pihak tersebut bukanlah hal yang baik. Sebagai anggota TNI/POLRI, seharurnya tidak mementingkan diri sendiri.
Solusi Masalah :
Menurut saya TNI/PORLI haruslah lebih memperketat pendataan tiap-tiap amunisi atau persenjataan yang masuk ataupun keluar,
dan juga perlunya kesadaran dari tiap anggota-anggota
TNI/POLRI atas kewajiban-kewajiban
mereka dalam mempertahankan kedaimaian Negara,
bukan menjadi oknum dari pihak-pihak
tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.34
TAHUN 2004 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA, bahwa
“Tentara Nasional
Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi
keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang
dan operasi militer selain perang, serta ikut
secara aktif dalam tugas pemeliharaan
perdamaian regional dan internasional”.
Seperti apa yang dikatakan oleh Bapak Kabid Humas Polda
Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo, "Mereka bukan pejuang kemerdekaan
tapi betul betul kelompok kriminal bersenjata yang kerjanya hanya main teror untuk mendapatkan
uang dari pejabat pemerintah, rakyat kecil, pengusaha
dan lainnya,".
Lalu kepada Kepala POLRI/TNI di wilayah tersebut berikan sanksi yang sesuai untuk mereka yang tidak menyadari kewajiban mereka menjaga perdamaian di wilayah NKRI. Bayangkan jika kita simpulkan
bahwa 1 atau 2 buah peluru adalah
1 nyawa warga sipil NKRI, mungkin jika amunisi itu
tidak tersebar kita dapat menyelamatkan
berpuluh-puluh warga sipil.
Sekian dari saya, semoga artikel
ini bermanfaat. Artikel ini di angkat dari fakta
dan opini di media massa. Terima
kasih atas perhatianya.
SUMBER :
Merdeka.COM
-
http://www.merdeka.com/peristiwa/ketika-anggota-tni-dan-polisi-jual-amunisi-ke-pendukung-opm.html
-
http://www.merdeka.com/peristiwa/ketika-anggota-tni-dan-polisi-jual-amunisi-ke-pendukung-opm-splitnews-3.html
0 comments:
Post a Comment