Universitas Gunadarma

Universitas yang berbasis ilmu komputer dan teknologi informasi.

BAAK Gunadarma

Biro administrasi akademik dan kemahasiswaan di Universitas Gunadarma.

Wata Warga Universitas Gunadarma

Warta Warga adalah “UG Student Journalism” merupakan media publikasi berupa tulisan-tulisan dari mahasiswa UG yang dapat diunggah (upload) dari account UG Studentsite.

UGpedia

UGPEDIA merupakan suatu wadah sumbangsih bagi civitas akademika khususnya dan bagi masyarakat umumnya, disini anda dapat mencari dan memberi arah informasi yang berkaitan dengan Universitas Gunadarma, mulai dari pendaftaran, perkuliahan, alumni, prosedur-prosedur, fasilitas serta hal-hal yang berhubungan dengan istilah yang sering ditemui di lingkup pendidikan universitas.

Library Gunadarma

Perpustakaan Online Gundarma.

Pages

Saturday, November 7, 2015

Alinea atau Paragraf

            Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

 

A.  Jenis Tulisan Ilmiah

Tulisan ilmiah terbagi beberapa jenis, berikut adalah jenis-jenis tulisan ilmiah:

1. Makalah

            Makalah adalah karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang  pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti tulisan).

2. Kertas kerja

            Kertas kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius,  biasanya disajikan dalam lokakarya.

3. Skripsi

             Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana (S1) sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi yang ditempuhnya. Skripsi ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan dan hasil kajian pustaka.

4. Tesis

            Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis ditulis oleh mahasiswa program Magister (S2) sebagai syarat penyelesaian studi. Bobot akademis tesis lebih tinggi dibandingkan skripsi. Karena biasanya selain ditulis berdasarkan hasil kajian pustaka dan penelitian lapangan, tesis juga ditulis berdasarkan hasil pengembangan project.

5. Disertasi

            Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Disertasi ditulis oleh mahasiswa program Doktor (S3) sebagai syarat akhir menyelesaikan program studi yang ditempuhnya. Bobot akademis disertasi lebih tinggi daripada tesis dan jauh lebih tinggi dibandingkan skripsi. Berbeda denga skripsi dan tesis, sebuah disertasi ditulis dengan kualitas yang mampu memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

6. Artikel Ilmiah

            Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam  jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman ilmiah yang telah ditetapkan. Artikel ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil  pengembangan project. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi artikel hasil penelitian dan artikel non penelitian.

7. Laporan Penelitian

            Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.

 

B.   Eksposisi, Argumentasi, Narasi, Deskripsi

1. Narasi
            adalah menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang di ceritakan itu.

Contoh :

Sepulang haji, satu-satunya benda berharga yang sempat di beli bu marsih yaitu sebuah kalung dan cincin. Pada saat tiba di tanah air ia simpan kalung dan cincin itu menjadi semacam tabungan baginya.Namun karena dia mempunyai usaha suatu ketika usahanya tersebut mengalami kerugian sampai-sampai uang modalnya pun termakan dan kalung,cincin tersebut di jualnya bu marsih pun sangat sedih.

2. Deskripsi
            adalah menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.

Contoh:

Pada jumat kemaren terjadi pembunuhan seorang anak perempuan yang berumur 14 th. Setelah di selidiki oleh polisi ternyata anak tersebut korban dari pemerkosaan. Anak tersebut memiliki ciri-ciri perawakan langsimg ,tinggi,rambut lurus,dan memakai baju berwarna putih.

3. Eksposisi
            adalah memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya dengan di kemukakan data-data,fakta untuk memperjelas pemaparannya.

Contoh :

Di hotel ini para pengunjung bisa memilih cottage dengan leluasa. Mulai dari tipe zamrud dengan satu kamar, mutiara dengan dua kamar dan berlian yang berkapasitas hingga delapan orang dengan kisaran harga antara Rp.100.000 sampai Rp. 500.000

4. Argumentasi
            bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca menyakini kebenarannya itu.perlu pembuktian dan data

Contoh :

Sungai yang sudah tercemar oleh limbah pabrik berbahaya bagi kesehatan,air tersebut tidak dapat lagi di pakai untuk mandi karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti gatal,diare dan penyakit kulit apalagi air tersebut untuk di minum oleh karena itu pemerintah kota jakarta menganjurkan agar pabrik berusaha mengamankan limbahnya sehingga tidak mencemari dan merugikan penduduk.

5. Persuasi
            bertujuan untuk membujuk orang secara halus atau membuktikan suatu pendapat

Contoh :

Marilah kita biasakan hidup sehat di mulai dari hal yang paling kecil.,salah satunya membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun.oleh karena itu gunakanlah sabun untuk menghilangkan kuman. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun harus selalu di galakkan sebelum dan sesudah makan, sesudah memegang benda yang kotor dan setelah membuang air besar dan buang air kecil.

C.  Syarat Pembentukan Paragraf

Dalam pembentukan/pengembangan paragraf,ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, diantranya:

1. Kesatuan
            Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.

2. Kepaduan
            Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan kalimat-kalimat yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.

3. Kelengkapan
            Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.

 

D.   Kalimat Topik dan Peletakannya

1. Paragraf deduktif
            Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh :
            Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.

Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.

2. Paragraf Induktif
            Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topic. Contoh:

Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.

3. Paragraf Campuran
            Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.

Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

 

E.   Pola Pengembangan Paragraf

            Pola pengembangan paragar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah ;

1. Pola pengembangan paragaf deduktif
        Paragraf deduktif adalah  paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat  khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf

2. Pola Pengembangan Paragaf Induktif,

Paragraf induksi adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus  ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :

a.      Generalisasi,
            Paragaraf yang dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum
contoh:
            Gelombang cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang fantastis. Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar tanaman hiasa karena keindahan daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang cinta yang dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenisanthurium  ikut diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi

b.      Analogi,
            Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.

Contoh:
           
Gelombang cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya gelombang cinta sama seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin indah pula gelombang cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin bergelombang air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya gelombang cinta dan air terletak pada gelombang yang dihasilkan

c.       Sebab-akibat,
            Paragraf yang dikembangkan berdasarkan huubungan sebab akibat. Dalam paragraph ini akibat bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.

Contoh :
           
Gelombang cinta memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin membudidayakan gelombang cinta.

d.      Akibat-sebab,
            Paragraf yang dikembangkan berdasarkan hubungan akibat sebab. Dalam paragrap ini sebab bertindak sebgai gagasasn pokok tau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
            Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took. Mereka juga berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka rela mengantre karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah

3. Pola Pengembangan Paragraf Campuran,

            Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi

4. Pola pengembangan paragraf Naratif

            Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh bagian paragraf.

5. Pola pengembangan paragraf Ineratif

            Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)

 

 

SUMBER :

·         https://www.academia.edu/6756107/Tulisan_Ilmiah

·         http://dewianugrahsetia.blogspot.co.id/2010/04/paragraf-narasideskripsieksposisiargume.html

·         http://www.kelasindonesia.com/2015/03/pengertian-contoh-paragraf-deskripsi-dan-ciri-cirinya.html

·         https://bagas.wordpress.com/2007/09/26/paragraf-berdasarkan-letak-kalimat-utama/

·         http://bahasaindosugik.blogspot.co.id/2011/12/pola-pengembangan-paragraf.html

 

Kalimat Efektif

A.  Kalimat Aktif

            Kalimat aktif merupakan kalimat yang mengandung makna subjek melakukan predikat. Umumnya subjek berada di depan predikat. Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya aktif melakukan kegiatan atau aktifitas. Atau kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

Ciri-ciri :

1.      Subjeknya sebagai pelaku.

2.      Predikatnya berawalan me- atau ber-.

Kalimat aktif terdiri dari dua:

Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang memiliki objek.

·         Saya menendang bola.

·         Dia memanjat pohon.

·         Kamu menggunting kertas.

·         Mereka melempar batu.

·         Kami mengerjakan PR.

·         Ayah membeli daging.

·         Kadir merayu gadis desa.

·         Robby bermain bola.

·         Bang Jajang bertemu Juminten.

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak memiliki objek.

·         Dia tidur.

·         Roni berenang.

·         Saya bernyanyi.

·         Kalian berlari.

·         Mereka berjalan.

·         Kami sedang mandi.

·         Adik menangis.

·         Umar berantem.

 

B.   Kesalahan Kalimat

            Berbahasa pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun kalimat, usaha membuat kalimat yang benar, dan pengetahuan mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat diabaikan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu salah.

a. Ejaan
            Ejaan adalah cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan bahasa       dalam bentuk tulisan.[10] Dengan demikian ejaan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam bahasa tulis karena ia dapat mempengaruhi cara seseorang mengucapkan atau melafalkan bahasa tertulis tersebut.

Contoh:
1.      Ibu sudah pergi.
2.      Ibu sudah pergi?

            Kedua kalimat di atas walaupun terdiri atas kata-kata yang sama, keduanya memiliki maksud berbeda karena perbedaan tanda ejaan yang digunakan. Kalimat pertama diakhiri dengan tanda titik sehingga mengandung makna berita, sedangkan kalimat kedua diakhiri dengan tanda tanya sehingga bermakna sebuah pertanyaan.

Pada dasarnya kesalahan ejaan tidak selalu menimbulkan kesalahan makna.

Contoh:
1.      Peserta lokakarya bahasa berjumlah limapuluh orang.
2.      Pihak majikan harus menjaga kwalitas hasil produksi perusahaannnya.
3.      Di tempat itupun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4.      Putranya yang ungsu sekarang kuliah di I.A.I.N.

            Semua kalimat-kalimat di atas salah ejaannya. Tetapi, coba bandingkan dengan kalimat-kalimt yang sudah dibenarkan ejaannya di bawah ini, sebagai berikut:

1.      Peserta lokakarya bahasa berjumlah lima puluh orang.
2.      Pihak majikan harus menjaga kualitas hasil produksi perusahaannya.
3.      Di tempat itu pun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4.      Putranya yang bungsu sekarang kuliah di IAIN.

            Jika kita lihat makna kalmat-kalimat di atas sama benar dengan kalimat-kalimat terdahulu, tetapi kelompok kalimat pertama adalah kalimat-kalimat yang ejaannya salah, sedangkan kelompok kalimat kedua adalah kekompok kalimat yang ejaannya benar.

b. Kata
            Setelah ejaan, faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan kaliamt adalah kata. Kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi unsur utama pembangun sebuah kalimat.

 

C.  Penalaran Kalimat

          Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :

INDUKTIF

       induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya "dari yang khusus menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari khusus ke umum" tadi. Atau kalau memang malas menguraikan, mari lihat definisi berikut;

Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.

Masih kurang puas dengan definisi tersebut? Baiklah karena definisi yang baik disertai dengan batasan dan ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya. Ciri-ciri paragraf induktif dapat diketahui dengan melihat atau membuat sebuah paragraf. Apabila dalam paragraf itu mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus tersebut, maka bisa dipastikan anda sedang membaca atau membuat paragraf induktif.

Ingin paragraf diatas dibuat terpisah dalam bentuk item ciri-ciri, agar lebih mudah difahami? Oke, berikut ciri-ciri paragrad induktif dalam bentuk list:

Ciri-ciri Paragraf Induktif

·         Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus

·         Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus

·         Kesimpulan terdapat di akhir paragraf

·         Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas 
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf

·         Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama

·         Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus

·         Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama

CONTOH :

·         -Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

·         -Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

DEDUKTIF

         deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.

Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.

Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.

 

D.  Kehematan Atau Ekonomis Bahasa

      Kehematan Kata, Yang dimaksud dengan unsur kehematan dalam kalimat efektif yaitu hemat menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak diartikan harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada beberapa kriteria unsur kehematan yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang bermakna ‘banyak’.

Contoh:

-          Karena ia tidak diundang, dia tidak datang.                                       (kata Ia dibuang)
-          Kapal itu berlabuh hari Senin kemarin.                                                (kata hari dibuang)
-          Sejak dari pagi mereka naik ke atas loteng.                                         (kata dari dan atas dibuang)
-          Beberapa teman-temannya diundang dalam pesta ulang tahunnya.    (kata beberapa dibuang).

 

E.   Daftar Konjungsi Bahasa

Dilihat dari fungsinya dapat dibedakan dua macam kata penghubung sebagai berikut:

1. Kata penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya setara. Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang:

                (a) menggabungkan biasa, yaitu dan, dengan, serta.
                (b) menggabungkan memilih, yaitu atau.
                (c) menggabungkan mempertentangkan, yaitu tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
                (d) menggabungkan membetulkan, yaitu melainkan, hanya.
                (e) menggabungkan menegaskan, yaitu bahwa, malah, lagipuula, apalagi, jangankan.
                (f) menggabungkan membatasi, yaitu kecuali, hanya.
                (g) menggabungkan mengurutkan, yaitu lalu, kemudian, selanjutnya.
                (h) menggabungkan menyamakan, yaitu yaitu, yakni, adalah, bahwa, ialah.
                (i) menggabungkan menyimpulkan, yaitu jadi, karena itu, oleh sebab itu.

2. Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat. Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang menggabungkan:

(a) menyatakan sebab, yaitu sebab, karena.
(b) menyatakan syarat, yaitu kalau, jikalau, jika, bila, apabila, asal.
(c) menyatakan tujuan, yaitu agar, supaya.
(d) menyatakan waktu, yaitu ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
(e) menyatakan akibat, yaitu sampai, hingga, sehingga.
(f) menyatakan sasaran, yaitu untuk, guna.
(g) menyatakan perbandingan, yaitu seperti, laksana, sebagai.
(h) menyatakan tempat, yaitu tempat.

 

Jika dilihat dari kedudukannya konjungsi dibagi dua, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

1.       Konjungsi Koordinatif

 

                Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara (Abdul Chaer, 2008: 98). Contoh:

·         dan penanda hubungan penambahan

·         serta penanda hubungan pendampingan

·         atau penanda hubungan pemilihan

·         tetapi penanda hubungan perlawanan

·         melainkan penanda hubungan perlawanan

·         padahal penanda hubungan pertentangan

·         sedangkan penanda hubungan pertentangan

            Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain, karena selain menghubungkan klausa juga menghubungkan kata. Seperti contoh berikut:

(a) Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.
(b) Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku?
(c) Dia terus saja berbicara, tetapi istrinya hanya terdiam saja.
(d) Andi pura-pura tidak tahu, padahal tahu banyak.
(e) Ibu sedang mencuci baju, sedangkan Ayah membaca Koran.

2.       Konjungsi Subordinatif

              Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (kalusa) yang kedudukannya tidak sederajat (Abdul Chaer, 2008: 100). Konjungsi subordinatif dibagi menjadi tiga belas kelompok sebagai berikut:

-          Konjungsi suordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.

-          Konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.

-          Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.

-          Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.

-          Konjungsi subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).

-          Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

-          Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

-          Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).

-          Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.

-          Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.

-          Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa

-          Konjungsi suboerdinatif atributif: yang

-          Konjungsi subordinatif perbandingan: sama …. dengan, lebih …. dari(pada).

 

F.   Daftar Proposisi Bahasa

            Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat, dengan kata lain proposisi adalah penyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat.

Bentuk umum proposisi adalah Kuantor + Subjek + Kopula + Predikat.

Contoh :


Kalimat Biasa              >>>                 Semua manusia fana
Ternyata masih ada manusia biadab.

Proposisi Logika         >>>                 Semua manusia 
adalah fana.
Sebagian manusia 
adalah biadab.

Proposisi disederhanakan menjadi empat jenis dengan lambang A, E, I, O.

·         A adalah proposisi universa afirmatif. Contohnya, “Semua filsuf adalah manusia” (Semua SUBJEK (S) adalah PREDIKAT (P) atau semua S = P).

·         E adalah proposisi universal negatif. Contohnya, “Tak seorang pun filsuf adalah kera” (Semua SUBJEK (S) tidaklah PREDIKAT (P) atau semua S tidak sama dengan P)

·         I adalah proposisi partikular afirmatif. Contohnya, “Sebagian manusia adalah filsuf” (Sebagian SUBJEK (S) adalah PREDIKAT (P) atau sebagian S = P)

·         adalah proposisi partikular negatif. Contohnya, “Sebagian manusia bukanlah filsuf” (Sebagian SUBJEK (S) bukan PREDIKAT (P) atau sebagian S tidak sama dengan P).

 

SUMBER :

·         https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_Aktif

·         http://dianadiperdana.blogspot.co.id/2013/04/kalimat-efektif-dan-kesalahan-kalimat_1918.html

·         http://achprim.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html

·         http://febrianiega.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-penalaran-deduksi-dan-induksi_28.html

·         https://kelasmayaku.wordpress.com/2012/08/11/kata-penghubung-konjungsi/

·         https://gloriacharlotte.wordpress.com/2015/03/14/penalaran-proposisi-dan-silogisme-dalam-bahasa-indonesia/

 

Diksi atau Pilihan Kata

1.    Definisi Kosakata

            Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.

            Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

 

2.    Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia

Kata merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya, kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung di dalam kalimat.

Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di  dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi serta makna yang ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata.

Dalam perkembangan tata bahasa Indonesia, terdapat banyak rumusan tentang kelas kata oleh para ahli bahasa.Namun secara umum, kelas kata terbagi menjadi berikut ini.

a.  Kata kerja (verba)
b.  Kata sifat (adjektiva)
c.  Kata keterangan (adverbia)
d.  Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia)
e.  Kelompok kata tugas ialah :
            Kata Sandang (artikel)
            Kata Depan (preposisi)
            Kata Hubung (konjungsi)
            Partikel
            Kata Seru (interjeksi)

 

3.    Kata Serapan

            Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu—yang sering dianggap lebih mudah—adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.

 

4.    Kata Pinjaman

Merupakan kata yang dipinjam dari bahasa lain dan kemudian disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri. Contoh kata-kata pinjaman adalah:
            Jika ‘ (ain Arab) diikuti dengan (a) menjadi (‘a), dalam kaidah bahasa Indonesia diserap menjadi (a) saja. Contoh;

-          (manfa’ah ) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (manfaat)

-          (‘asr) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (asar)

-          (sa’ah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (saat)

Catatan: contoh-contoh kata serapan di atas, selain mengalami penyesuaian penulisan juga pengucapan.

 

5.    Imbuhan dalam kata serapan

            Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata - entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan dari antara tiga itu - untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama.

            Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata turunan.

Beberapa imbuhan serapan itu antara lain : 

1. An -, a -        [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik 
2. Ab -             [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele -               [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini -             [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super -           [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni -                [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo -            [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub -                [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans -             [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi -             [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.

 

6.    Hubungan Antar Makna

Hubungan antar makna : bentuk makna yang mengalami relasi atau hubungan antar makna yang satu dengan makna lainnya .

a. Sinonim

bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.misal : umur-usia, tampan-ganteng, cantik-jelita.

b. Antonim

Bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang belawanan maknanya.

                Macam-macam   antonim :

·         Antonim mutlak : besar-kecil, atas-bawah,siang-malam,hidup-mati.
·         Antonim  kembar: putra-putri,dewa-dewi,saudara-saudari.
·         Antonim gradual : tinggi-rendah, baik-buruk, panjang-pendek.
·         Antonym relasional : bapak-anak,guru-siswa,suami-istri.
·         Antonim hierarki /tingkatan: Jenderal-Kapten,Presiden-Menteri,kilogram-gram.
·         Antonim majemuk :  pintu-jendela,emas-perak.

c. Homonim

            Bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki tulisan,lafal sama, makna berbeda. Misal : genting (atap rumah dan gawat), bisa(racun ular dan dapat), paku (nama pohondan alat yang digunakan untuk membuat mebel)

d. Homofon

            Bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki makna, tulisan yang berbeda , lafal sama. Misal : bang-bank (penyimpanan uang dan sebutan untuk laki-laki), masa-massa.

e. Homograf

            Bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki makna, lafal berbeda, tulisan sama .  misal : apel (buah dan upacara), seri (gembira dan imbang )

f. Polisemi

            Bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki makna ganda atau banyak arti, namun masih terdapat hubungan kesamaan. Misal air hangat(panas), masalah hangat (baru), kembali menghangat(tegang).

g. Hipernim

Bentuk hubungan makna yang cakupan katanya lebih luas dari beberapa kata lainnya. Misal :bacaan (buku,Koran,majalah ; hewan (kucing,kuda,kelinci)

h. Hiponim

Bentuk hubungan makna yang tingkatan katanya lebih sempit dibawah kata yang luas. Misal : melati,mawar,dahlia(bunga) ; kuda,kucing,kelinci(hewan)

 

Sumber

·         https://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata

·         http://deden-arpega.blogspot.co.id/2013/09/jenis-jenis-kata-dalam-bahasa-indonesia.html

·         https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia

·         http://arnisardianti.blogspot.co.id/2012/12/proses-penyerapan-bhs-asing-ke-dalam.html

·         https://id.wikipedia.org/wiki/Afiks

·         http://gregorbetan.mywapblog.com/hubungan-antar-makna.xhtml

·         http://nillasantipuspitant.blogspot.co.id/2015/01/hubungan-antar-makna.html