Universitas Gunadarma

Universitas yang berbasis ilmu komputer dan teknologi informasi.

BAAK Gunadarma

Biro administrasi akademik dan kemahasiswaan di Universitas Gunadarma.

Wata Warga Universitas Gunadarma

Warta Warga adalah “UG Student Journalism” merupakan media publikasi berupa tulisan-tulisan dari mahasiswa UG yang dapat diunggah (upload) dari account UG Studentsite.

UGpedia

UGPEDIA merupakan suatu wadah sumbangsih bagi civitas akademika khususnya dan bagi masyarakat umumnya, disini anda dapat mencari dan memberi arah informasi yang berkaitan dengan Universitas Gunadarma, mulai dari pendaftaran, perkuliahan, alumni, prosedur-prosedur, fasilitas serta hal-hal yang berhubungan dengan istilah yang sering ditemui di lingkup pendidikan universitas.

Library Gunadarma

Perpustakaan Online Gundarma.

Pages

Wednesday, April 23, 2014

Manusia dan Cinta Kasih ( Review )

1.    Pengertian Cinta Kasih

                Cinta adalah perasaan sayang yang diberikan pada manusia atau benda lainnya yang memiliki sifat subyektif sehingga setiap manusia memiliki arti cinta yang beragam, tergantung dari pengalaman manusia itu sendiri. Cinta dapat berlangsung sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan seseorang untuk mengetahui apa arti cinta sesungguhnya. Cinta sejati adalah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharapkan imbalan apapun

            Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh semua manusia, perasaan ini tumbuh apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. Dan kasih bisa bermakna luas, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi bisa juga antara Tuhan dengan manusia. Dan dengan adanya rasa kasih tersebut membuat manusia mempunyai tujuan hidup yang akan diperjuangkan.

            Jadi Cinta Kasih dapat diartikan suatu perasaan sayang yang dimiliki oleh semua manusia atau makhluk hidup lainnya yang tumbuh ketika manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi manusia atau benda.

 

2.    Cinta Menurut Agama

            Jika kita ingin membicarakan cinta menurut agama, pastilah terbesit pikiran tiap tiap agama memiliki cara nya masing. Dimana di setiap agama mempunyai tujuan yang sama yaitu hal yang baik, yang membedakan adalah tata cara dan peraturannya saja. Itu semua tergantung pada pedoman atau kitab-kitab nya masing-masing.

 

3.    Kasih Sayang

            Kasih sayang adalah perasaan cinta untuk saling menghormati, mengasihi, menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan Kasih. Berawal dari rasa perhatian, saling mengerti terciptalah rasa kasih sayang, berawal dari pacaran, menjadi suami istri yang sangat bahagia, mempunyai anak sampai kakek nenek, betapa bahagianya orang yang memliki rasa kasih sayang dan sangat beruntung memiliki rasa kasih sayang.

 

4.    Kemesraan

            Kemesraan yang didapat dari kata ‘mesra’, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Secara istilah, kemesraan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana kita memiliki hubungan yang sangat erat kepada seseorang, dan kita merasa sangat nyaman bila di dekatnya.

 

5.    Pemujaan

            Pemujaan adalah suatu hal yang dilakukan kepada sesuatu yang di sukai. Pemujaan dapat menimbulkan daya kreatifitas pecintanya dengan cara mencipta. Contohnya kalau manusia cinta kepada Tuhan karena Tuhan sungguh maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanivestasikan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang.

            Tetapi terkadang juga ada pemujaan antara manusia dan manusia, seperti orang yang mencintai idola dengan penuh kecintaan dan sangat terobsesi, lalu masuklah kedalam fase orang yang memuja. Memuja sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan memiliki kadar yang tidak berlebihan. Apalagi melebihi kecintaanya terhada Tuhan.

 

6.    Belas Kasihan

            Belas kasihan adalah rasa iba atau rasa yang muncul karena melihat penderitaan orang/makhluk hidup lain. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Belas Kasihan yang kita tumpahkan benar – benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian, itu berarti tidak ikhlas, berarti hanya ingin dilihat baik dimata orang lain atau orang tersebut ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.

 

7.    Cinta Kasih Erotis

            Cinta kasih erotis adalah kehausan akan kesempuranaan hubungan. Cinta kasih erotis biasanya bersifat eksklusif, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.

 

8.    Hasil Pemikiran

            Dari ringkasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa cinta itu memiliki banyak arti dan juga makna. Ada yang kecintaan berlebihan sampai memuja, ada cinta yang biasa saja, dan juga yang hanya memanfaatkan cinta, tetapi cinta yang sebenarnya adalah ketika perasaan orang tulus dan ikhlas tanpa meminta balasan seperti apapun dan sedikit apapun dari seeorang atau apa saja yang ia cintai. Setiap orang pasti pernah jatuh cinta, dan setiap orang punya pandangan sendiri tentang cinta dan itu semua biasanya tergantung dengan cara menjalani kisah cinta mereka.

            Jika dilihat dari pengalaman, menurut saya lebih baik cintailah orang dengan ala kadarnya, jangan berlebihan ataupun kurang. Jika cinta itu berlebihan maka bisa menghanyutkan, kalian akan terbawa ombaknya dan akan menghilangkan setiap prinsip yang anda punya. Satu hal contoh, saya mempunyai teman yang sangat mencintai seseorang sampai sampai dia takut kehilangan, sebenarnya itu wajar ! tetapi hal yang menjadi ketidakwajarannya ketika teman saya itu membuat peraturan kepada pasangannya yang seharusnya tidak terlalu wajar untuk dijadikan peraturan.

            Lalu bagaimana cinta yang baik itu ? jikalau menurut saya, cinta yang baik adalah ketika kalian mencintai seseorang dengan tulus dan ikhlas, lalu tiba-tiba cinta itu berubah menjadi suatu kekuataan yang menjadikan anda manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Ketika cinta itu selalu menyegarkan batin anda dan semangat hidup anda terpompa kembali, dan ketika cinta itu pergi kalian tak menjadikannya sebagai penyakit hati.

 

9.    Mind Map

 

10.           Referensi

            Makalah Kelompok  3  ( Manusia dan Cinta Kasih ), 1KA32, Universitas Gunadarma

 

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan ( Review )

1.  Pengertian Kesusastraan

Sebelum kita mengetahui apa itu “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesustraan” ada baiknya kita terlebih dahulu tahu apa itu kesusastraan / sastra.

Secara etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah. “sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah. Misalnya, bukankah pada wajah yang jelak orang masih bisa menemukan hal-hal yang indah.

Sebuah cipta sastra yang indah, bukanlah karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Ia harus dilihat secara keseluruhan: temanya, amanatnya dan strukturnya. Pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ciptasastra itu.

Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah ciptasastra. Nilai-nilai itu adalah : Nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai yang bersifat konsepsionil. Ketiga nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan sama sekali. Sesuatu yang estetis adalah sesuatu yang memiliki nilai-nilai moral. Tidak ada keindahan tanpa moral. Tapi apakah moral itu? Ia bukan hanya semacam sopan santun ataupun etiket belaka. Ia adalah nilai yang berpangkal dari nilai-nilai tentang kemanusiaan. Tentang nilai-nilai yang baik dan buruk yang universil. Demikian juga tentang nilai-nilai yang bersifat konsepsionil itu. Dasarnya adalah juga nilai tentang keindahan yang sekaligus merangkum nilai tentang moral.

Nilai-nilai estetika kita jumpai tidak hanya dalam bentuk (struktur) ciptasastra tetapi juga dalam isinya (tema dan amanat) nya. Nilai moral akan terlihat dalam sikap terhadap apa yang akan diungkapkan dalam sebuah ciptasastra cara bagaimana pengungkapannya itu. Nilai konsepsi akan terlihat dalam pandangan pengarang secara keseluruhan terhadap masalah yang diungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakan.

Sebuah ciptasastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang hidup di dalam masyarakat (realitas-objektif). Akan tetapi ciptasastra bukanlah hanya pengungkapan realitas objektif itu saja. Di dalamnya diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung dari sekedar realitas objektif. Ciptasastra bukanlah semata tiruan daripada alam (imitation of nature) atau tiruan daripada hidup (imitation of life) akan tetapi ia merupakan penafsiran-penafsiran tentang alam dan kehidupan itu (interpretation of life).

Sebuah ciptasatra mengungkapkan tentang masalah-masalah manusia dan kemanusian. Tentang makna hidup dan kehidupan. Ia melukiskan penderitaan-penderitaan manusia, perjuangannya, kasih sayang dan kebencian, nafsu dan segala yang dialami manusia. Dengan ciptasastra pengarang mau menampilkan nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung. Mau menafsirkan tentang makna hidup dan hakekat kehidupan.

Dapat saja sebuah ciptasastra menceritakan tentang kehidupan binatang, seperti misalnya karyasastra yang besar ‘Pancatanteran” atau “Hikayat Kalilah dan Daminah”, namun sebetulnya manusia. Jadi sesungguhnya karya tersebut tetap mengungkapkan kehidupan manusia akan tetapi ditulis perlambang-perlambang.

Sebuah ciptasasra yang baik, mengajak orang untuk merenungkan masalah-masalah hidup yang musykil. Mengajak orang untuk berkontemplasi, menyadarkan dan membebaskan dari segala belenggu-belenggu pikiran yang jahat dan keliru. Sebuah ciptasastra mengajak orang untuk mengasihi manusia lain. Bahwa nasib setiap manusia meskipun berbeda-beda namun mempunyai persamaan-persamaan umum, bahwa mereka ditakdirkan untuk hidup, sedang hidup bukanlah sesuatu yang gampang tapi penuh perjuangan dan ancaman-ancaman. Ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam (diri sendiri).

Bahwa kemanusiaan itu adalah satu, “ Mankind is one”, dan sama di mana-mana. Inilah yang diungkapkan dan ingin dikatakan kesusastraan. Alangkah besar dan luasnya, bukan?

Jika disimpulkan maka “kesusastraan” adalah merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Ada dua daya yang harus dimiliki oleh seorang pengarang. Yakni daya kreatif dan daya imajinatif. Daya kreatif adalah daya untuk memciptakan hal-hal yang baru dan asli. Manusia penuh dengan seribu satu kemungkinan tentang dirinya. Maka seorang pengarang berusaha memperlihatkan kemungkinan tersebut, memperlihatkan masalah-masalah manusia yang substil dan bervariasi dalam ciptasatra-ciptasatra yang ia tulis. Sedang daya imajinasi adalah kemampuan membayangkan dan mengkhayalkan serta menggambarkan sesuatu atau peristiwa-peristiwa. Seorang pengarang yang memiliki daya imajinasi yang kaya ialah apabila ia mampu memperlihatkan dan menggambarkan kemungkinan-kemungkinan kehidupan dan masalah-masalah serta pilihan-pilihan dari alternatif yang mungkin dihadapi manusia. Kedua daya itu akan menentukan berhasil tidaknya sebuah ciptasastra.

 

2.    Bentuk Kesusastraan Manusia dalam Kehidupan Sehari Hari

            Sebagai manusia kita kelak melakukan sosialisasi dimanapun dan kapanpun. Karena kita manusia diciptakan sebegai hal nya adalah makhluk social. Dimana kita tidak akan bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan sendiri atau individual, melainkan harus membutuhkan bantuan orang lain. Seperti halnya contoh kita tidak akan bisa menguburkan jasad kita sendiri.

            Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra: prosa atau puisi. Dengan membaca karya sastra, kita akan mem­peroleh "sesuatu" yang dapat memperkaya wawasan dan/atau meningkatkan harkat hidup. Dengan kata lain, dalam karya sastra ada sesuatu yang ber­manfaat bagi kehidupan.     

                Karya sastra (yang baik) senantiasa mengandung nilai (value). Nilai itu di­kemas dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh, tema, dan amanat atau di dalam larik, kuplet, rima, dan irama. Nilai yang terkandung dalam karya sastra itu, antara lain, adalah sebagai ber­ikut:

 

1.      Nilai hedonik (hedonic value), yaitu nilai yang dapat memberikan kese­nangan secara langsung kepada pembaca;

2.      Nilai artistik (artistic value), yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu seni atau keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan;

3.      Nilai kultural (cultural value), yaitu nilai yang dapat memberikan atau me­ngandung hubungan yang mendalam dengan suatu masya­rakat, peradaban, atau kebuda­yaan;

4.      Nilai etis, moral, agama (ethical, moral, religious value), yaitu nilai yang da­pat mem­berikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan de­ngan etika, moral, atau agama;

5.      Nilai praktis (practical value), yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

 

3. Mind Map

 

4. Hasil Pemikiran

            Sesusastraan sudah menjadi hal yang mutlak dalam kehidupan manusia, contohnya adalah zaman Indonesia yang dulu dengan yang sekarang. Sebut saja jaman dahulu prosa lama dan jaman sekarang prosa baru. Itu bisa terlihat dari bahasa yang kita katakan sehari-sehari dan sekarang. Dahulu memanglah ia bahasa Indonesia sering berubah-ubah misalnya dari kata ‘oe’ menjadi ‘u’, tetapi jika dilihat dari segi perubahannya kata tersebut berubah-ubah sesuai factor dari dalam negeri kita sendiri, dan kata tersebut berubah demi kemajuan Indonesia dalam tata bahasa yang lebih baik. Tetapi jika dibandingkan dengan bahasa sekarang yaitu prosa baru, bagi saya kata-kata baru itu bukanlah masalah, tetapi yang menjadi masalah adalah kata baru yang menjauhkan kita dari bahasa Indonesia yang baik dan benar, kata yang bermasalah dan beracuan dengan kalimat negative, bahasa baru ini tidaklah terlalu baik untuk kita lanjutkan untuk perkembangan negeri, lalu bagaimanakah cara negeri ini maju jika kata yang kita pakai sehari-hari jauh dari cara bahasa yang berperikemanusian. Jikalau terus berlanjut siapa yang harus di salahkan ? lalu apa perannya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ? dan bagaimanakah menanggulanginya ? ..

 

5.    Referensi :

Makalah Kelompok  2  ( Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan ), 1KA32, Universitas Gunadarma

http://nesaci.com/pengertian-kesusastraan-dan-jenis-jenis-kesusastraan/

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/623

 

 

Tuesday, April 22, 2014

Manusia dan Kebudayaan ( Review )

1.    MANUSIA

 

Manusia  di alarn dunia  ini memegang  peranan  yang unik,  dan  dapat  dipandang  dari banyak segi. Dalarn ilmu eksakta, manusia dipandang  sebagai kumpulan  dari partikel-partikel atom  yang  membentuk  jaringan-jaringan   sistem  yang  dimiliki  oleh  manusia  (ilmu  kimia), manusia  merupakan  kumpulan  dari berbagai  sistem  fisik yang  saling  terkait  satu  sarna  lain dan  merupakan   kumpulan   dari  energi  (ilmu  Fisika),  manusia  merupakan   mahluk  biologis yang  yang  tergolong  dalam  golongan  mahluk  mamalia  (biologi).  Dalam  ilmu-ilmu   sosial, manusia merupakan  mahluk yang ingin memperoleh  keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). manusia merupakan  mahluk sosial  yang  tidak  dapat  berdiri  sendiri  (sosiologi).  mahluk  yang  selalu  ingin  mempunyai kekuasaan   (politik).  mahluk  yang  berbudaya,  sering  disebut  homo-humanus   (filsafat).  dan lain sebagainya.

Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur -unsur yang  membangun manusia

1.      Manusia  itu terdiri  dari empat  unsur  yang saling  terkait,  yaitu

a.       Jasad,  yaitu  : badan  kasar  manusia  yang  nampat  pada  luarnya,  dapat  diraba  dan difoto,  dan  menempati  ruang dan  waktu  

b.      hayat,  yaitu  : mengandung  unsur  hidup,  yang ditandai  dcngan  gerak

c.       ruh, yaitu : bimbingan  dan pimpinan  Tuhan, daya yang bekerja secara  spiritual  dan memahami   kebenaran,  suatu kemampuan  mencipta  yang  bcrsifat  konseptual   yang menjadi  pusat  lahirnya  kebudayaan

d.      nafs,  dalam  pengertian  diri atau keakuan,  yaitu kesadaran  tentang  diri sendiri

 

2.      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu:

a.       Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak, Id merupakan  libido  murni,  atau energi  psikis  yang menunjukkan   ciri alami  yang irrasional  dan terkait dengan sex, yang secara instingtual  menentukan  proses-proses ketidaksadaran   (unconcious).

 

b.      Ego, merupakan  bagian  atau struktur kepribadian  yang pertama  kali dibedakan  dari Id,  seringkali  disebut  sebagai  kepribadian   "eksekutif"   karena  peranannya   dalarn menghubungkan   energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti  oleh orang lain.

 

c.       Superego,  merupakan  struktur kepribadian  yang paling akhir, muncul  kita-kira  pada usia lima tahun. Dibandingkan  dengan Id dan ego, yang berkembang  secara internal dalam  diri  individu,  superego  terbentuk  dari  lingkungan  eksternal.  Jadi  superego merupakan  kesatuan  standar-standar  moral  yang  diterima  oleh  ego  dari  sejumlah agen yang mempunyai  otoritas  di dalam lingkungan  luar diri, biasanya  merupakan asimilasi  dari pandangan-pandangan   orang  tua. Baik aspek  negatif  maupun  positif dari  standar  moral  tingkah  laku  ini diwakilkan  atau  ditunjukkan oleh  superego.

 

Manusia adalah ciptaan sempurna dari Tuhan, dimana kita diberikan akal dan pikiran yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan. Di samping itu manusia juga di bekali perasaan,beberapa ciri perasaa luhur yang ada di dalam diri manusia :

1.      Perasaan  intelektual. yaitu perasaan yang berkenaan dengan  pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.

2.      Perasaan  estetis.yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengarsesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.

3.      Perasaan etis. yaitu perasaan yang berkenaandengan kebaikan.Seseorangmerasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.

4.      Perasaan  din.  yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya,  ia merasa tinggi, angkuh dan sombong, sebaliknya apabila ada  kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri (minder)

5.      Perasaan  sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.

6.      Perasaan  religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.

7.      Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya.

 

2.    Kebudayaan

Apabila kita berbicara tentang kebudayaan,  maka kita langsung berhadapan  dengan pengertian istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya diseluruh dunia.

Dua orang  antropolog  terkemuka  yaitu  Melville  J.  Herkovits   dan  Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Detirminism berarti segala sesuatu yang terdapat di  dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic,  karena kebudayaan  yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran. Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah  tidak ada batasnya.  Dengan demikian sukar sekali  untuk mendapatkan pembatasan pengertian atau definisi yang tegas dan terinci yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya termasuk dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.

Kebudayaan  jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam  bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere. yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan "segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat atau tinggalnya dapat pula diartikan “segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannys”. Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, jilid I. 1989; hal 68).

Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.

Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor  ( 1871 ) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:

Kebudayaan  adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,  kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan  lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat, Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Selo Sumarjan  dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan  sebagai semua hasil karya,  rasa  dan cipta masyarakat.  Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk mcnguasai alam sekitamya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.

Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah  masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Didalamnya termasuk misalnya agama, ideologi, kebatinan,  kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil  ekpresi jiwa manusia yang hidup  sebagai  anggota masyarakat.   Cipta merupakan kemampuan  mental. kemampuan  berpikir orang-orang  yang hidup bermasyarakat dan  yang  antara  lain menghasilkan   fllsafat  serta ilmu pengetahuan.

Sutan  Takdir  Alisyahbana  mengatakan bahwa kebudayaan adalah  manifestasi   dari cara  berpikir, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan; sebab semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya,  dan  dapat  diungkapkan  pada basis  dan  cara  berpikir,  perasaan  juga maksud pikiran.

Koentjaraningrat mengatakan,  bahwa  kebudayaan  antara  lain  berarti   keseluruhan gagasan     dan   karya  manusia  yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi  pekertinya.

A.L Krober dan  C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan adalah  menifestasi atau  penjelmaan kerja jiwa  manusia dalam arti seluas-Iuasnya.

C.A.Van   Peursen   mengatakan,   bahwa  dewasa  ini kebudayaan     diartikan    sebagai manifestasi    kehidupan     setiap   orang,   dan   kehidupan     setiap   kelompok    orang-orang, berlainan    dengan   hewan-hewan,    maka  manusia   tidak  hidup  begitu  saja  ditengah   alam, melainkan    selalu  mengubah    alam.

Kroeber     dan   Klukhon    mcndctinisikan    kebudayaan;      kebudayaan     terdiri    at as berbagai    pola,  bertingkah    laku  mantap,   pikiran,   perasaan    dan  reaksi   yang  diperoleh dan   terutama     diturunkan     oleh  simbol-simbol    yang   menyusun    pencapaiannya     secara tersendiri      dari    kelompok-kelompok       manusia,    termasuk     didalamnya      oerwujudan benda-benda     materi,   pusat   esensi  kebudayaan     terdiri   at as  tradisi   dan   eita-cita   atau paham,   dan  terutama    keterikatan    terhadap    nilai-nilai, secara  praktis  bahwa  kebudayaan  merupakan  sistem nilai dan gagasan  utama  (Vital). Sistem   nilai  dan  gagasan   utama   itu  dihayati   benar-benar    oleh   para  pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu terentu, sehingga mendominasi keseluruhan kehidupan    para   pendukung    itu,  dalam   arti  mengarahkan    tingkah   laku   mereka   dalam masyarakatnya.   Dapat dikatakan  pula, bahwa sistem nilai dan gagasan  utama itu memberikan pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya,atau dengan kat lain. memberi seperangkat model untuk bertingkah laku.

Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem sosial dan sistem teknologi.

Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.

Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam rnasyarakat, baik yang terjalin didalam lingkungan kerabat, maupun yang terjadi dengan masyarakat lebih luas serta pemimpin-pemimpinnya. Pengendalian masyarakat dan pemimpin berkembang dengan nilai budaya dan gagasan utama yang berlaku.

Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya. sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Dalam kebudayaan yang terutama agraris, misalnya dengan sendirinya sistem teknologi sesuai dengan keperluan pertanian.

 

.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan,   bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :

1.      Sistem  Religi  (sistem  kepercayaan).

Merupakan   produk   manusia   sebagai  homo   religieus.   Manusia   yang  memiliki kecerdasan  pikiran  dan perasaan  luhur, tanggap  bahwa di atas kekuatan  dirinya  terdapat kekuatan  lain yang maha besar. Karena itu manusia  takut, sehingga  menyembahnya   dan lahirlah  kepercayaan   yang  sekarang  menjadi  agama.

 

2.      Sistem  organisasi  kemasyarakatan.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan  dimana manusia bekerja  sama  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  hidupnya.

 

3.      Sistem  pengetahuan.

Merupakan   produk  manusia  sebagai  homo  sapiens.  Pengetahuan   dapat  diperoleh dari pemikiran  sendiri, disamping  itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan  manusia mengingat-    ingat apa yang telah diketahui  kemudian  menyampaikannya   kepada  orang lain melalui bahasa. menyebabkan  pengetahuan  menyebar  luas. Lebih-lebih  bila pengetahuan  itu dibukukan,  maka penyebarannya  dapat dilakukan  dari satu generasi  ke generasi  berikutnya.

 

4.      Sistem  mata  pencaharian  hidup  dan  sistem-sistem  ekonomi.

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia  secara  umum  terus  meningkat,

 

5.      Sistem  Teknologi  dan  Peralatan.

Merupakan  produk dari manusia  sebagai homo faber. Bersumber  dari pemikirarmya yang  eerdas   dan  dibantu   dengan  tangannya   yang  dapat  memegang   sesuatu   dengan erat,manusia  dapat membuat  dan mempergunakan  alat. Dengan alat-alat ciptaannya  itulah manusia  dapat  lebih mampu  meneukupi    kebutuhannya  daripada  binatang.

6.      Bahasa

Merupakan   produk  dari  manusia  sebagai  homo  longuens.  Bahasa  manusia  pada mulanya  diwujudkan  dalam  bentuk tanda  (kode) yang kemudian  disempumakan   dalam bentuk  bahasa  lisan,  dan  akhimya  menjadi  bentuk  bahasa  tulisan.

7.      Kesenian

Merupakan   hasil  dari  manusia  sebagai  homo  aestetieus.   Setelah  manusia   dapat mencukupi  kebutuhan  fisiknya, maka dibutuhkan  kebutuhan  psikisnya  untuk dipuaskan. Manusia  bukan  lagi semata-mata  memenuhi  kebutuhan  isi perut saja, mereka juga  perlu pandangan  mata  yang indah, suara yang merdu,  yang semuanya  dapat  dipenuhi  melalui kesenian,

 

3.    Hubungan Manusia dan Kebudayaan

          Secara sederhana kebudayaan adalah suatu obyek dari manusia dimana kebudayaan tersebut merupakan suatu hal dimana hal yang dilakukan oleh manusia secara sehari-hari.

            Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan.

4.    MIND MAP

 

5.    Kesimpulan

            Dariwacana di atas saya menyimpulkan bahwa kebudayaan dan manusia adalah hal yang saling berhubungan. Dimana manusia akan terikat oleh kebudayaan secara terus menerus dan bukanlah hal yang mungkin jika kebudayaan dan manusia harus di pisahkan.

            Seperti halnya contoh, acara pernikahan yang digelar secara adat istiadat, kebudayaan cara hidup orang desa dengan kota, kebudayaan berdasarkan hal agama, dan yang terlihat universal dimana kebudayaan manusia yang harus taat dan terikat pada peraturan.

 

6.    Referensi

            Makalah Kelompok 1 (Manusia dan Kebudayaan), 1KA32, Universitas Gunadarma